Rabu, 29 Agustus 2018

PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN


PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Oleh: DARUL WIYONO

ABSTRAK
Di dalam dunia pendidikan Sistem Informasi (SI) memegang peranan yang cukup penting Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sistem informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan sistem informasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan karena sistem informasi memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis mereka. karena Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai outputnya. secara tidak langsung Sistem Informasi (SI) mengajarkan kita untuk menghadapi masa depan dengan pemikiran yang matang untuk kedepannya. karena didalam bidang pendidikan Sistem Informasi (SI) mengajarkan kita cara menyebarkan informasi dengan tahap-tahap yang telah ditentukan untuk mempermudah penyelesaian masalah.

A. Konsep Dasar Sistem Informasi
Secara sederhana sistem informasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa teknik-teknik dan prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah di olah. Informasi tersebut dapat disimpan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, gambar mati ataupun gambar hidup. Sehingga informasi akhirnya dapat berupa ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Bila informasi tersebut volumenya kecil, tentunya tidak perlu teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk menyimpannya. Namun bila informasi tersebut dalam volume yang besar, diperlukan teknik dan prosedur tertentu untuk menyimpannya agar mudah mencari informasi yang tersimpan. Komputer mempunyai kapasitas untuk informasi dalam volume besar. Pada mulanya komputer hanya mampu menyimpan teks dan grafik sederhana saja. Namun dewasa ini komputer telah mampu menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk audio, visual, dan audio visual.
Teknologi Informasi (Information Tecnology) yang mulai populer di akhir tahun 70-an, dihantarkan untuk menjawab tantangan. pada masa sebelumnya, istilah tekonolgi komputer atau pengolahan data electronis atau EDP (Electronic Data Processing). Menurut kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata, bilangan, dan gambar. Menurut Alter (1992), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Sedangkan menurut Martin (1999), tekologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Secara lebih umum Lucas (2000) dalam Abdul Kadir (2003) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, seperti mikrokomputer, komputer mainframe, pembaca barcode, software pemproses transaksi perangkat lunak untuk lembar kerja, peralatan komunikasi dan jaringan.
Everett M Rogers dalam bukunya Communication Technology (1986), mengemukakan teknologi informasi merupakan perangkat keras bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain. Haag dan Keen (1996) dalam Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) bahwa mengemukakan teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. William dan Sawyer (2003) yang dikutif Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) dalam bukunya pengenalan teknologi informasi mengemukakan teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Dari definisi diatas tergambar bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain yang di sebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Penjelasan atas dua teknologi yang mendasari tekologi informasi adalah sebagai berikut. Pertama teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan denagn komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan CD-ROM. Komputer adalah mesin serba guna yang dapat di kontrol oleh program, digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga dapat melakukan tindakan sesuai dengan yang dikehendaki pembuatnya. Data adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka maupun gambar, sedangkan informasi adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat menjadi bahan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Kedua teknologi telekomunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Termasuk pada kategori teknologi ini adalah telepon, radio, dan televisi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi tidak harus secara spesifik berupa komputer yang terhubung ke komputer lain melalui alat telekomunikasi, tetapi juga dapat juga berupa peranti peralatan elektronik lain yang berhubungan dengan penyajian informasi (misalnya televisi). Hal yang terpenting adalah bahwa teknologi informasi itu melibatkan komputer dan telekomunikasi.

B.  Sistem Informasi dalam Inovasi Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, ternyata telah disadari penerimaan pengakuan bahwa sudah bukan masanya mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional. Bukan hanya di ruang tertutup dengan buku dan pendidik yang setiap saat ditemui, diminta tolong menunjukkan sumber informasi peserta didik dapat memenuhi hasratnya untuk menjadi lebih pintar, lebih cerdas, lebih baik dan lebih sejahtera dalam hidupnya. Bagaimanapun juga transformasi pesan pembelajaran dengan mendayagunakan kemajuan teknologi pendidikan kiranya akan lebih memotivasi peserta didik.
Revolusi sistem informasi telah mengubah cara kerja manusia mulai dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir, hingga cara belajar dan mengajar. Bahkan kemajuan sistem informasi telah mengaburkan batas-batas organisasi, pasar dan masyarakat, mempersingkat batasan ruang dan waktu serta menyederhanakan kompleksitas.
Peranan sistem informasi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Sistem informasi telah menjadi fasilitator utama bagi berbagai kegiatan tak terkecuali pada bidang pendidikan, diantaranya dalam bentuk. teknologi komputasi multimedia yang merupakan suatu era baru dalam dunia informasi modern yang telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir.

C. Peranan Sistem Informasi dalam pendidikan
Peranan sistem informasi pada masa sekarang tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan pribadi. Bagi organisasi, sistem informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi pribadi maka sistem ini dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan. Sistem informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pembelajaran berbasis multimedia dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Peserta didik dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multimedia.
Secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan video. Yang tentunya ini sangat membantu sekali bagi pendidikan karena informasi yang dihasilkan memiliki nilai komunikasi interaktif yang tinggi. Artinya informasi bukan hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan dapat didengar, membentuk simulasi, dan animasi yang dapat membangkitkan selera, dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya.
Sistem informasi sendiri merupakan sebuah proses belajar dan cara yang paling cepat untuk bisa secara seksama mempelajari berbagai ilmu dalam penggunaan komputer maupun perangkat lunak di dalamnya. Setiap kali membeli sebuah perangkat teknologi, bukan hanya komputer, seperti ponsel dan perangkat lunak, pasti ada buku petunjuk untuk memaksimalkan penggunaannya. Artinya, membaca dan belajar. Kemajuan dalam teknologi informasi mengisyaratkan untuk terus membaca dan belajar, tidak hanya pada teknologi yang baru ditemukan, tetapi juga pengembangan teknologi yang sudah ada.
Ada pepatah bisa karena biasa. Membiasakan anak-anak sekolah untuk menggunakan komputer di sekolah mungkin menjadi langkah awal dan penting untuk mengejar apa yang sekarang diperdebatkan dunia sebagai digital divide.
Kini sistem informasi mulai masuk ke dalam dunia pendidikan. sekolah mulai memanfaatkannya di dalam proses pembelajaran. Pendidikan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi untuk kepentingan proses pembelajaran. Selain alat tradisional berupa papan tulis, proses pembelajaran telah memanfaatkan overhead projector, slide, film, videotape, dan bahkan CD-ROM.
Pada saat ini, sistem informasi yang masuk ke dalam dunia pendidikan dan pembelajaran dapat kita golongkan ke dalam dua macam sistem. Pertama adalah sistem perangkat komputer dan kedua adalah sistem jaringan berupa intranet atau internet. Kedua sistem ini berkaitan satu dengan lainnya sehingga merupakan satu kesatuan.

D. Pemanfaatan Sistem Informasi dalam Lembaga Pendidikan
Pemanfaatan sistem informasi di sekolah akan menjadi suatu hal yang biasa di sekolah sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan secara formal. Namun sejauh mana sekolah dapat mendukung keberadaan sistem informasi ini masih bergantung kepada beberapa hal. Ada faktor dana dan biaya yang diperlukan oleh sistem informasi itu. Ada faktor keluasan pemakaiannya yakni seberapa jauh sistem informasi itu diadakan di sekolah. Ada pula faktor keterlibatan peserta didik pada sistem informasi itu. Sekolah perlu mengambil keputusan, bagian system informasi mana saja yang perlu didukung oleh sekolah. Pertimbangan ini mencakup banyak hal yang terbuka untuk dipikirkan bersama.
Dengan demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah hasil kreasi manusia dalam mempermudah dan mempercepat penyebaran informasi untuk manusia yang disebarkan melalui berbagai media.
Pemanfaatan sistem informasi untuk pendidikan sistem informasi yang telah diterapkan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Kelompok yang pertama adalah memanfaatkan komputer untuk menyampaikan materi pengajaran itu sendiri, yang biasa dikenal dengan istilah Computer Assisted Instructional (CAI) atau Computer-Based Training (CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi belajar) yang hendak disampaikan kepada peserta ajar dikemas dalam suatu perangkat lunak. Peserta ajar kemudian dapat belajar dengan cara menjalankan program atau perangkat lunak tersebut di komputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket program belajar sehingga peserta dapat melakukan simulasi, atau juga dapat memberikan umpan balik kepada peserta ajar kemajuan belajarnya.
Pemakaian kelompok kedua adalah untuk pendistribusian materi ajar melalui jaringan Internet. Materi ajar dapat dikemas dalam bentuk webpage, ataupun program belajar interatif (CAI atau CBT). Materi ajar ini kemudian ditempatkan di sebuah server yang tersambung ke internet sehingga dapat ambil oleh peserta didik baik dengan menggunakan Web-Browser ataupun File transport Protocol (Aplikasi Pengiriman File).
Pemanfaatan kelompok ketiga adalah sebagai media komunikasi dengan pakar, atau nara sumber, atau peserta didik yang lain. Komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal yang tidak bisa di mengerti, atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh peserta yang lain. Dengan demikian peserta didik bisa mendapat umpan balik dari pakar atau nara sumber serta dari teman peserta didik yang lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar.

E. Peranan Lembaga Pendidikan dalam Pemanfaatan Sistem Informasi
Hal berikutnya adalah bagaimana sikap dan peranan lembaga pendidikan terhadap sistem informasi. Ada sejumlah hal yang memerlukan pertimbangan dari lembaga pendidikan atau, dalam hal ini, sekolah. Pertama, sekiranya mampu, perlukah sekolah melakukan investasi dalam teknologi informasi. Pada zaman sekarang, banyak orang menjawab “ya”. Sekolah sudah perlu memiliki perangkat sistem informasi untuk keperluan administrasi sekolah. Sistem informasi ini dapat diperluas sampai ke hubungan dengan internet. Lebih luas lagi, sekolah dapat memiliki website. Dan kalau mampu, sekolah dapat juga membangun jaringan sekolah yang dapat menghubungkan berbagai ruangan dengan intranet.
Kedua, apakah sekolah perlu menyediakan sistem informasi untuk keperluan pembelajaran peserta didik. Apakah sebaiknya, masing-masing peserta didik mempunyai komputer sendiri untuk keperluan mereka di dalam pembelajaran. Jika mampu, sebaiknya, kedua cara ini ditempuh secara bersama-sama. Selain sekolah menyediakan perangkat teknologi informasi, setiap peserta didik juga memiliki sistem informasinya sendiri.
Ketiga, jika sekolah menyediakan komputer untuk membelajaran, maka dimanakah komputer diletakkan. Di sini terdapat beberapa pilihan. Komputer itu dapat ditempatkan di dalam satu ruang sehingga ruang itu menjadi ruang komputer. Komputer itu dapat juga ditempatkan di dalam ruang kelas dan diletakkan di bawah meja sehingga di setiap meja terdapat komputer. Komputer dapat juga diletakkan di perpustakaan sehingga merupakan salah satu sarana untuk pencarian informasi. Dapat juga, sekolah menyediakan terminal colokan sehingga peserta didik dapat mencolokkan komputernya ke terminal itu untuk berhubungan dengan jaringan sekolah.
Keempat, jika sekolah menyediakan sistem informasi di sekolahnya, apakah sekolah perlu menginstalasi jaringan sekolah yang menghubungkan ruangan dan gedung di sekolah itu. Jika mampu, jaringan sekolah bermanfaat untuk berbagai keperluan termasuk keperluan belajar pada peserta didiknya. Kelima, jika sekolah akan menyediakan sistem informasi untuk keperluan administrasi dan pembelajaran, maka masalah yang muncul adalah perawatan alat teknologi informasi itu. Tidak sedikit sekolah yang telah memiliki komputer namun belum siap dengan perawatannya. Karena itu, setiap sekolah perlu siap dengan perawatan alat teknologi informasi yang dimilikinya itu.

F. Sistem Informasi sebagai jembatan menuju Realitas Pembelajaran
Perkembangan Sistem Informasi yang mampu mengolah, mengemas dan menampilkan serta menyebarkan informasi pembelajaran baik dalam medium audio, visual, audio visual bahkan multi media, dewasa ini telah mampu mewujudkan apa yang disebut dengan Virtual Learning. Konsep ini berkembang sehingga mampu mengemas kondisi dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi lebih menarik dan memberikan pengkondisian secara adaptif pada si pembelajaran di manapun mereka berada.
Memang upaya ke arah tersebut banyak dicontohkan dengan munculnya konsep e-learning. Di mana secara realitas bahwa pembelajaran itu tidak sulit walaupun dibatasi olah ruang dan jarak yang tidak mungkin jika dilakukan secara nature, akan tetapi justru realitas yang diharapkan ini mampu diwujudkan melalui konsep e-learning ini.
Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan realitas pembelajaran yang ditujukan pada hakikat informasi sebagai sumber belajar sebagai produk teknologi informasi. Di mana informasi disini dapat diklasifikasikan menjadi informasi elektronik, karena mereka akan ditampilkan melalui elektronik pembelajaran. Kita semua sudah mulai familier dengan konsep dan realitas serta implementasi bahkan sampai dengan tahap pengembangan e-learning , maka realitas pembelajaran ini pada dasarnya berjalan di atas jembatan atau medium yang kita kenal dengan Teknologi Informasi.
Sampai saat ini pemanfaatan informasi melalui teknologi elektronik dalam proses pembelajaran tidak hanya berlaku bagi individu (khususnya peserta didik) tetapi juga bagaimana sender dalam hal ini pendidik mampu memanfaatkannnya untuk kepentingan pengemasan informasi belajarnya. Dalam posisi kita sebagai pendidik dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk kepentingan memperkaya kemampuan mengajar sehari-hari. Beberapa manfaat yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut:
1.      Memperluas “background knowledge” Pendidik.
2.      Pembelajaran yang Dinamis dan Fleksibel
3.      Mengatasi Keterbatasan Bahan Ajar
4.      Kontribusi dan Pengayaan Bahan Ajar
5.      Implementasi SAL – CBSA

DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven (1992). Information System A Management Perspective, The Benjamin/Cumming Publishing Company, Inc., United State of America.

Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra Ch. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Martin, James (1990). Information Engineering Book II: Planning and Analysis, Prentice Hall International, New Jersey.

Rogers, Everett M., (1986), Communication Technology, The Free Press, Collier Macmillan Publ., London.

            *) Penulis adalah Dosen Tetap Program Studi Manajemen Administrasi ASM Ariyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHU BONKENG

Tahu Bungkeng atau dikenal dengan sebutan "Tahu Sumedang" merupakan penganan khas dan ikon daerah Sumedang. Citarasa tahu bungkeng...